Hari itu suasana kelas 6C terasa berbeda. Pak Arif, guru Bahasa Indonesia yang dikenal tegas, baru saja masuk ke kelas ketika lampu mendadak padam.

“Eh, kenapa mati lampu?” gumamnya.

Tiba-tiba, sorot lampu senter dari sudut kelas menyala. Lalu terdengar suara musik lembut dari speaker kecil. Satu per satu murid muncul sambil membawa kostum warna-warni. Mereka menari dan berakting, membawakan drama berjudul “Sang Pahlawan Tanpa Jubah.”

Pak Arif semula kebingungan, namun raut wajahnya berubah menjadi senyum lebar saat menyadari mereka sedang menampilkan drama kejutan untuk merayakan Hari Guru.

Puncak pertunjukan tiba ketika Fira, ketua kelas, memanggil Pak Arif ke depan panggung mini.
“Pak Arif, tolong jadi pemeran kepala sekolah yang bijak,” pintanya.

Meski awalnya malu, Pak Arif akhirnya ikut berakting. Ia pura-pura menasihati para murid nakal, membuat semua tertawa. Spontanitas itu menjadikan drama semakin hidup dan lucu.

Saat tirai penutup imajiner “tertutup”, seluruh kelas bertepuk tangan meriah.
“Terima kasih, anak-anak,” kata Pak Arif dengan mata berkaca-kaca. “Kalian benar-benar membuat hari ini tak terlupakan.”

LihatTutupKomentar